Keberadaan Bahasa Asing dalam Bahasa Indonesia
Wiuwiiiiw.. tadi sore aku nemu tugas salah satu matakuliah yang disuruh bikin opini. Pas aku baca-baca, kayaknya lumayan buat ngisi blog. Yaaa sekali-kali ngisi dengan tulisan yang agak serius *emang yang dulu enggak? :p
Okeeee... ini tugasku jaman masih harus bangun pagi lalu mandi dan pergi ke kampus buat kuliah. Dikritisi boleh, kalo mau nyadur tolong beudh cantumkan sumbernya ya... kalo mau minta tulisan ini plisss bettt kontak sayaaa.. gak minta duit, sumpah, cuma ditanya buat apa.. hehe
Nih nih...
Okeeee... ini tugasku jaman masih harus bangun pagi lalu mandi dan pergi ke kampus buat kuliah. Dikritisi boleh, kalo mau nyadur tolong beudh cantumkan sumbernya ya... kalo mau minta tulisan ini plisss bettt kontak sayaaa.. gak minta duit, sumpah, cuma ditanya buat apa.. hehe
Nih nih...
Dalam
perkembangannya, bahasa Indonesia mendapat sumbangan kosakata dari berbagai
bahasa, antara lain bahasa Melayu, Sanskerta, Portugis, Belanda, dan Inggris.
Hal itu terjadi karena faktor historis bangsa Indonesia. Pada tahun 1800-an
ketika bangsa Eropa gencar melakukan pencarian rempah-rempah, mereka tiba di
beberapa pulau di Nusantara. Di sana tidak hanya terjadi kontak perdagangan, melainkan
juga kontak bahasa antara bangsa pribumi dengan bangsa Eropa. Bangsa pribumi
menyerap kosakata tersebut untuk menamai benda atau hal tertentu. Kontak bahasa
dengan bangsa lain juga dapat disebabkan oleh penyebaran agama dan faktor
pendudukan penjajah. Kosakata asing tersebut dipilih dan digunakan karena dalam
bahasa Indonesia tidak ada kata yang dapat mewadahi konsep yang dimaksud oleh
bahasa asing tersebut, misalnya kata televisi
yang merupakan serapan dari bahasa Inggris television.
Bahasa asing hasil kontak bahasa
tersebut kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan penyesuaian bentuk
dan ejaan. Penyerapan kosakata tersebut juga melalui proses dan berbagai
pertimbangan sehingga tidak menggeser kosakata bahasa Indonesia. Misalnya
kosakata komputer yang diserap dari computer. Kosakata itu diserap untuk
ketepatan makna dan ejaannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia untuk
kemudahan pelafalan. Selain penyerapan, terdapat kosakata yang dipinjam
langsung tanpa penyesuaian bentuk dan ejaan. Kosakata tersebut biasanya
merupakan istilah dalam bidang tertentu, seperti istilah de facto dalam bidang hukum dan kaastengel
dalam bidang boga.
Penggunaan bahasa asing yang
dipinjam langsung dapat mengurangi kebanggaan terhadap bahasa Indonesia. Dalam
hal ini, bahasa asing tersebut digunakan dalam percakapan biasa dan bukan
dengan penutur bahasa asing. Bahasa asing digunakan dengan sengaja, padahal
dalam bahasa Indonesia terdapat padanan katanya. Penggunaan bahasa asing dalam
situasi dan kondisi yang tidak tepat dapat mengganggu orang lain di sekitar
atau bahkan lawan bicara penutur. Bahasa asing yang diterima melalui film-film
barat sering terdengar informal, apalagi untuk dituturkan dengan orang tua.
Perbedaan norma bangsa yang dapat terungkap melalui bahasa dapat menimbulkan
ketidaksopanan ketika sebuah bahasa asing dituturkan kepada orang yang lebih
tua. Kalimat, “You just don’t understand
my reason” akan terdengar kasar karena dapat diterjemahkan menjadi “Kamu
hanya tidak mengerti alasanku” apabila dituturkan pada orang tua. Walau masih
terdengar kurang sopan, akan lebih baik jika menuturkan, “Ibu/Bapak nggak
ngerti sih.” daripada kalimat berbahasa Inggris tersebut.
Di antara kekurangan hadirnya bahasa
asing dalam bahasa Indonesia, bahasa asing tetap memiliki peran yang baik bagi
bahasa Indonesia. Seperti yang telah dikatakan pada awal tulisan, bahasa asing
turut menambah kosakata bahasa Indonesia, terutama untuk peristilahan dalam
bidang tertentu. Misalnya pada bidang mesin terdapat istilah caliper yang merupakan pinjaman bahasa
Inggris. Caliper ialah alat untuk
mengukur ketebalan benda dengan tingkat ketelitian sampai angka nol koma sekian
milimeter. Karena dalam bahasa Indonesia tidak ada padan kata yang tepat untuk
mewadahi konsep makna caliper, maka
kata caliper digunakan. Begitu juga
dengan istilah oven dan blender pada bidang boga. Selain itu,
pengetahuan terhadap bahasa asing juga dapat membuka wawasan mengenai bahasa,
bahkan budaya asing. Melalui bahasa, seseorang dapat mengetahui budaya penutur
bahasa tersebut. Misalnya dalam bahasa Belanda terdapat istilah khusus untuk
menamai berbagai jenis keju. Dari fenomena kebahasaan ini dapat diketahui bahwa
keju merupakan salah satu komponen makanan pokok bangsa Belanda dengan bukti
bahwa keju diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok dan masing-masing
jenisnya memiliki nama sendiri.
Kehadiran bahasa asing di
tengah-tengah bahasa Indonesia tidak dapat dihindari. Apalagi pada era internet
ketika seluruh informasi dapat diketahui dalam waktu singkat. Walaupun memiliki
dampak yang baik untuk memperkaya kosakata, bahasa asing perlu diperhatikan
situasi dan kondisi penggunaannya. Apabila terdapat padan kata dalam bahasa
Indonesia, sebaiknya menggunakan kata berbahasa Indonesia dengan makna yang
sama. Dengan menggunakan bahasa yang tepat waktu penggunaannya, kebanggan
terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu tidak akan pudar bahkan lenyap.
Tlimikici udah baca.. tanggapannya saya tunggu yes :3
Comments