Buku Sastra yang Aku Suka

1. Saman 

 Aku baca novel ini karena ada kutipan bab 1 di buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas 12. Kayaknya itu pelajaran tentang paragraf deskriptif, trus contoh paragrafnya ya cerita di novel ini. Aku jadi tertarik deh, pengen beli di gramed tapi harganya dududu (kantong anak SMA yang merantau yg sebulan cuma dijatah 500 ribu)...
Nah, pas libur natalan aku pulang ke Bontang. Waktuku agak banyak tuh, jadi aku menyambangi lemari buku supergede di rumah. Yah pengen baca-baca koleksi bapak ibuk yang pasti nggak pernah disentuh sama adik-adikku. Pas lagi cari-cari, eh novel Saman ini ada! Langsung deh aku ambil trus mulai ku baca. Tiap malem sebelom tidur aku baca novel ini. 
Aku tau ceritanya ini tentang Romo Wis yang baru tahbisan trus ditugasin di daerah yang pedalaman. Tapi mana aku tau kalo ujungnya dia keluar dari ordo trus ganti nama jadi Saman! Hahaha.. inilah menariknya!
Yang aku suka dari novel ini adalah gaya bahasa Ayu Utami yang bener-bener 'jujur'. Nyablak berseni lah. Trus kalimatnya deskriptif juga walau ada jalan cerita yang bikin aku bingung. Yang aku bingung itu caranya Wis ketemu sama Yasmin. 
Aku pengen baca novel ini lagi, tapi aku lagi proses membaca Putri Cina. Hohoho.. next time ya!
Lalu yang aku suka adalah Ayu Utami berani ngambil tema cerita ini. Menurutku jarang ada penulis yang ngangkat tema keluarnya kaum selibat karena masalah yang pelik. Terus pas udah jadi ex, Wis begitu-begitu sama Yasmin. Padahal Yasmin udah punya suami. Waw sekali.. hehehe..
Sejauh ini, novel favoritku ya Saman. Penulis favoritku Ayu Utami. Kayaknya di rumah ada buku Bilangan Fu. Nanti kalo libur aku rampok aaah.. hehehe..


2. Harry Potter Series

 Seperti jutaan orang lainnya di dunia, aku tersihir sama Harry Potter!! Aku baca semua novelnya kecuali yang pertama, dan aku nonton semua filmnya.. hohoho
Ibuku punya semua bukunya, kecuali yang keempat. Aku baca yang keempat di perpus SMP aja (males pinjem). Trus ibuku juga suka filmnya. Jadi deh aku sama ibuku klop! hahaha..
Yang aku suka adalah kejeniusan J.K. Rowling merangkai hal-hal di cerita secara detil dan nggak sembarangan. Mantra-mantra di cerita ini bener-bener beliau rangkai dari macem-macem bahasa (kebanyakan bahasa latin) dan artinya ya guna dari mantra itu. Misalnya aguamenti (mantra yang bisa bikin air keluar dari tongkat sihir) itu berasal dari kata agua (air) dan mentis (datang). Keren 'kan.. 
Yang bikin aku tambah geleng-geleng adalah J.K. Rowling niat banget sampe nulis isi obituari Dumbledore yang ada di Daily Prophet. Terus nama-nama binatang seperti hippogriff, thestral, itu beneran ada legendanya. Keren keren kereeeen..
Trus J.K. Rowling nggak pernah bikin tokoh yang pernah dia sebut jadi sia-sia. Semua pasti saling berhubungan dan punya peran dalam mecahin teka-teki Voldemort.
Nggak cuma sihir dan perjuangan Harry aja, tapi selalu ada nilai moral dari cerita-cerita itu yang bisa diterapin sehari-hari. Yang bisa aku petik itu nilai pertemanan, perjuangan, dan keberanian. Harry emang nggak cerdas di sekolah, tapi dia berani, penuh semangat juang, dan dikelilingi orang-orang yang menyayangi dia. Makanya dia berhasil melawan Voldemort! 
Ada kata-kata Harry yang jadi favoritku pas dia ngelawan Voldemort di Harry Potter 5 yaitu: "Kau tidak pernah merasakan cinta dan persahabatan. Aku kasihan padamu..."


3. Bumi Manusia

 Buku ini aku baca karena adanya statement dosen Pengantar Ilmu Sastra-ku yang sedikit menantang, kurang lebih gini, "Kalau kamu semua belum baca Bumi Manusia, atau karya Pramoedya lainnya, kamu belum tahu sastra Indonesia"
Waw! Segera habis bapak dosen bilang kayak gitu, aku curi-curi SMS ibuk nanya di rumah ada novel Bumi Manusia apa nggak. Ternyata ada! Oke deh, akhirnya aku dikirimin paket yang isinya buku ini..
Alurnya unik deh. Pertama alurnya majuuuuu.. tau-tau jadi maju banget, trus balik lagi. 
Pas aku bikin status kalo lagi baca buku ini, romo Kristi ngomen "Sampaikan salamku untuk Nyai Ontosoroh dan Annelies ya. Dua tokoh wanita yang hebat"
Dan bener banget yang romo Kristi bilang! Mereka berdua itu hebat. 
Jadi, Nyai Ontosoroh itu adalah gadis yang diambil sama orang Belanda bernama Herman Mellema buat jadi gundik di usianya yang masih 16 tahun. Herman Mellema punya perusahaan besar, ia tinggal di rumah kayu mewah di Wonokromo. Nyai suka membaca & tekun sampe dia berjiwa seorang Belanda. Akhirnya Nyai yang megang perusahaan itu karena Herman Mellema 'hilang' (baca: main di rumah plesiran). Dari pernikahan sama Herman Mellema, Nyai punya anak bernama Robert dan Annelies Mellema. Robert akhirnya ikut bapaknya pergi dari rumah dan 'hilang', sedangkan Annelies di rumah sama Nyai ngurus perusahaan. Hati Nyai kuat banget. Ia cuma gundik (bukan istri sah), menghadapi suaminya yang kabur dan mati di rumah plesiran, anak laki-lakinya yang serupa bapaknya bahkan memperawani Annelies, tapi di tengah pergumulan hidupnya dia bisa menjalankan perusahaan besar. That's a great woman I think. Adakah wanita seperti Nyai Ontosoroh di dunia nyata?
Annelies Mellema jatuh cinta & akhirnya nikah sama Minke (tokoh utama novel ini). Minke si anak pribumi, putra Bupati yang terpelajar karena sekolah di HBS, aku lihat sebagai pria bersifat Jawa tapi berpikiran Belanda. Minke bisa bertemu Annelies karena 'dikenalkan' sama Robert Suurhof, temennya yang orang Belanda. Sebenernya Robert Suurhof yang suka sama Annelies, tapi Annelies malah lebih suka sama Minke. Akhirnya mereka pacaran, dan akhirnya menikah. Annelies itu cantik dan kekanak-kanakan. Cantiknya Annelies dalam bayanganku adalah: gadis berambut kecoklatan bergelombang, kulit agak coklat tapi halus sekali, hidung mancung orang Belanda, mata agak sayu, tulang pipinya nonjol, postur tinggi dan dadanya busung kayak wanita Belanda. 
Hebatnya Annelies, dia walau kekanak-kanakan bisa legawa pas ditarik ke Belanda setelah nikah sama Minke. Jadi, istri sahnya Herman Mellema di Belanda menuntut kalo harta Mellema di Wonokromo itu harus jatuh ke tangan istri dan anaknya yang sah setelah Herman Mellema meninggal. Selain itu, mereka juga minta anaknya Herman Mellema. Karena Robert kabur, maka yang harus ke Belanda ya Annelies. 
Nyai berusaha menyelamatkan Annelies tapi gagal. Minke juga berusaha tapi hasilnya nihil. Siapa sih yang mau pisah sama istrinya, apalagi cantik. Tapi pada akhirnya, Annelies dengan legawa dan tanpa perlawanan pergi ke Belanda. Huff..
Menurutku, buku ini emang roman Indonesia yang luar biasa. Mungkin aku mau baca buku-bukunya Pram yang lain. Nah, ada gosip kalo Bumi Manusia mau difilmkan!! Woooww.. semoga yang jadi Minke bener Fedi Nuril..

Comments

Popular Posts